Penulis : Team Badii Online Shop
(www.BadiiOnlineShop.blogspot.com)
Banyak
orang yang berlomba lomba untuk menjadi kaya tapi jarang ada orang yang telah
kaya tetapi memilih untuk hidup miskin, sebagai orang terkaya di dunia urutan
120, Sulaiman Al-Rajhi hanya punya pakaian pakaian saja. Inilah
sebenarnya sufi sejati, di mana kekayaan tidak terletak di hati, tetapi cukup
ditangan.
Tidak banyak orang kebanyakan di
Arab Saudi yang berhasil mengubah hidupnya, dari seorang rakyat miskin hingga
menjadi kaya raya. Sheikh Sulaiman bin Abdul-Aziz Al-Rajhi (lahir
tahun 1920) merupakan
salah seorang dari jutawan tersebut, selain tentunya juga seorang dermawan yang
terkenal di dunia.
Beliau
adalah pendiri Bank Al-Rajhi, bank Islam terbesar di dunia, dan salah satu dari
perusahaan terbesar di Arab Saudi.
Hingga
2011, kekayaan beliau telah diprediksikan oleh majalah Forbes, bernilai AS$ 7.7
bilion sekaligus dinobatkan sebagai orang ke-120 yang terkaya di dunia.
Yayasan
Saar milik beliau adalah sebuah organisasi amal yang terkenal di negara
tersebut.
Keluarga
Al-Rajhi dianggap sebagai salah satu keluarga kaya yang BUKAN berasal dari
keluarga kerajaan, dan mereka adalah termasuk dermawan terkemuka di dunia.
Walaupun
Al-Rajhi adalah seorang jutawan, tetapi beliau memilih untuk menjadi ‘miskin’
sehingga beliau tidak mempunyai sesen pun uang dan juga saham yang dimiliki
beliau sebelumnya.
Keadaan
tersebut terjadi saat beliau memindahkan semua aset yang dimilikinya kepada
anak-anak beliau dan menyumbangkan aset-aset yang selebihnya.
Untuk
menghargai jasa beliau terhadap dunia Islam, termasuk mendirikan bank Islam
terbesar dunia dan juga segala usaha yang dijalankan untuk membasmi kemiskinan,
Al-Rajhi dipilih untuk menerima Anugerah Antar bangsa Raja Faisal atas jasa
beliau kepada Islam.
Dalam
satu wawancara yang dibuat oleh Muhammad Al-Harbi dari Al-Eqtisadiah
Business Daily, Al-Rajhi menceritakan tentang bagaimana beliau mampu
meyakinkan ketua-ketua bank di dunia, termasuk Bank of England, hampir 30 tahun
lalu, bahwa bunga adalah sesuatu yang haram bagi kedua agama yaitu Islam dan
Kristen, dan bank Islami adalah penyelesaian yang terbaik untuk menaikkan taraf
ekonomi dunia.
Kisah Al-Rajhi, seputar bagaimana seseorang meraih kekayaan
dari bawah.
Beliau
terpaksa melewati kesusahan ketika beliau kecil sebelum menjadi kaya, dan
kemudian meninggalkan segala harta yang ada setelah mencapai keberhasilan.
Al-Rajhi
masih aktif bekerja walaupun usia beliau telah mencapai lebih dari 80 tahun.
Beliau
memulai tugas hariannya sesudah sholat Subuh dan terus bekerja hingga selesai sholat
Isya.
Beliau
kini memberikan pengabdian terhadap Yayasan SAAR, dengan berkeliling di
negara-negara Arab untuk mengurus segala hal yang berkaitan dengan yayasan
tersebut.
Beliau
sering membawa buku catatan kecil untuk mencatat aktivitas harian beliau dan
selalu memastikan tidak akan terlepas dari satu program pun.
Al-Rajhi
juga merupakan sosok seorang yang amat berhasil dalam berbagai bidang usaha
yang beliau geluti.
Selain
mendirikan bank Islam terbesar dunia, beliau juga telah mendirikan lahan
peternakan terbesar di Timur Tengah.
Di
bidang ini, beliau telah menjalankan banyak eksperimen ternak secara organik di
negara-negara Arab, termasuk tambak udang Al-Laith. Beliau juga turut
mendirikan perdagangan Al Watania (peternakan) dan juga beberapa usaha
perikanan.
Wawancara:
Sheikh
Suleiman, apakah anda kini telah menjadi miskin?
Ya.
Kini apa yang saya miliki hanyalah pakaian-pakaian saya. Saya telah membagikan
harta saya kepada anak-anak dan juga mendermakan selebihnya untuk menjalankan
proyek-proyek amal. Ini bukanlah sesuatu yang aneh bagi saya. Kondisi keuangan
saya kini telah menjadi kosong sebanyak dua kali dalam hidup saya. Jadi, saya
amat faham akan keadaan ini. Namun, kini perasaan itu dipenuhi dengan
kegembiraan dan juga ketenangan. Sudah sepatutnya saya memilih untuk
menjadi miskin.
Mengapa
berbuat demikian?
Segala
kekayaan dimiliki oleh Allah SWT, kita hanyalah ditugaskan untuk menjaga
kekayaan tersebut. Ada beberapa sebab mengapa saya memilih jalan ini. Di antara
sebab-sebab utamanya adalah saya perlu menjaga sahabat-sahabat Islam dan juga
anak-anak saya. Ia adalah masalah yang paling penting dalam hidup. Saya juga
tidak suka untuk membuang waktu di pengadilan hanya karena ada yang tidak
setuju dengan jumlah harta yang diwariskan kepada mereka. Terdapat banyak
contoh di mana anak-anak mulaI berselisih hanya karena harta yang kemudian
menghancurkan perusahaan. Negara ini telah banyak kehilangan
perusahaan-perusahaan besar karena perebutan harta yang sebenarnya bisa
diselesaikan jika kita mencari jalan penyelesaian yang lebih baik. Selain
daripada itu, setiap umat Islam perlu bersedekah sebagai bekal pahala di akhirat
kelak, Jadi, saya lebih suka jika anak-anak saya mencari kekayaan sendiri
daripada bergantung dengan saya.
Adakah
Sheikh mempunyai banyak masa terluang setelah membagikan kesemua harta?
Seperti
yang telah saya kemukakan tadi, saya masih bekerja keras untuk mendapatkan
lebih banyak sedekah. Saya telah bekerjasama dengan pelbagai relasi untuk
mensukseskan program ini.
Menurut
biasanya, umat Islam sering membagikan satu per tiga atau sebagian kekayaan
mereka untuk bersedekah yang hanya akan diberikan setelah mereka meninggal
dunia. Namun, bagi saya, saya ingin memulai sedekah ketika saya masih hidup.
Jadi, saya membawa anak-anak saya ke Mekah pada akhir bulan Ramadhan dan
memberitahu mereka ide saya. Mereka setuju dengan ide tersebut. Saya meminta
bantuan kepada lembaga-lembaga yang berkaitan dalam membagikan semua harta saya
termasuk saham dan juga kekayaan kepada anak-anak dan juga untuk didermakan.
Kesemua anak-anak saya puas hatinya dengan inisiatif saya dan mereka kini
sedang mengurus segala harta yang saya berikan kepada mereka.
Berapa
banyak harta yang dibagikan kepada anak-anak dan juga untuk didermakan?
Beliau
tergelak tanpa memberi jawaban apapun.
Apakah
perasaan Sheikh terhadap semua program yang sedang dijalankan?
Saya
ingin menegaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang saya ambil sebelum
melakukan sembarang kerjasama. Eksperimen yang saya lakukan terhadap pertukaran
uang adalah salah satu daripada sebab mengapa saya mendirikan bank. Ketiadaan
bank Islam juga menjadi di antara sebab mengapa saya mulai mendirikan Bank
Al-Rajhi, yang kini merupakan bank Islam terbesar di dunia. Saya mulai
eksperimen saya dengan membuka kantor di Britain di mana kami mulai
memperkenalkan sistem perbankan Islam ke tingkat yang lebih besar.
Eksperimen
tersebut kemudian berkembang dan mulai mendapat sokongan dari ulama-ulama Saudi
ketika itu. Saya masih ingat bagaimana permohonan saya untuk mendapatkan izin
untuk membuka bank tidak diterima pada awalnya. Ini adalah karena pihak British
tidak memahami apa-apa tentang sistem perbankan Islam. Saya kemudian pergi ke
London dan berjumpa dengan Pengurus Bank of England dan dua daripada pegawai
utama beliau. Saya memberitahu mereka bahwa penggunaan bunga adalah haram bagi
Islam dan juga Kristen dan kebanyakan dari mereka sanggup menyimpan uang mereka
di dalam kotak di rumah daripada menyimpan di dalam bank. Saya coba untuk
meyakinkan mereka bahwa (jika mereka mulai membuka bank Islam) akan mampu
menaikkan taraf ekonomi dunia. Mereka akhirnya setuju untuk mulai membuka bank-bank
Islam.
Saya
kemudian mulai berkeliling ke seluruh dunia di bagian Timur dan Barat, dan
berjumpa dengan ketua-ketua bank negara di beberapa buah negara dan memberitahu
mereka bagaimana ciri-ciri yang terdapat dalam dunia ekonomi Islam. Kami mulai
bekerja dan mencapai keberhasilan di negara-negara Arab dan melaksanakan
perbankan Islam di London, saya kemudian berjumpa dengan Mufti Besar Sheikh
Abdul Aziz bin Baz dan Sheikh Abdullah bin Humaid, dan memberitahu mereka
tentang rencana saya bahwa: ‘Kita mampu, dengan izin Allah, memajukan perbankan
Islam. Mereka memuji saya atas inisiatif yang saya jalankan. Dari situlah kami
mula mengusahakan Bank Al-Rajhi seperti apa yang anda dapat lihat hari ini.
Untuk projek Lahan Perikanan Al-Watania pula, saya mulai mendapat inspirasi
untuk menjalankan projek tersebut ketika mengunjungi lahan peternakan di luar
negeri. Saya jumpai bahwa cara mereka menyembelih adalah salah. Saya kemudian
mengambil keputusan untuk bekerja sama dalam bidang ternak atas nama Islam dan
negara. Saya tetap menjalankan proyek tersebut walaupun membuat kerjasama dalam
industri peternakan adalah sesuatu yang agak beresiko pada waktu itu.
Kini,
Al-Watania telah menjadi salah satu projek raksasa di Saudi. Perusahaan
tersebut mendapat 40 persen dari saham di negara-negara Arab, dan ayam-ayam
Al-Watania diberikan makanan yang cukup dan disembelih dengan cara yang halal
menurut undang-undang syariah.
Walaupun
dengan semua kekayaan yang dimiliki, mengapa syeikh tidak mempunyai satu pun
kapal terbang sendiri?
Saya
ada banyak kapal terbang, tetapi semuanya dimiliki oleh perusahaan-perusahaan
penerbangan tertentu. Saya memilikinya setiap kali saya membayar tiket
penerbangan untuk ke setiap tujuan (becanda). Saya sering terbang dengan kadar
kelas ekonomi karena Allah tidak memberikan kita harta untuk dibuang-buang.
Bagaimana
pula dengan hobi syeikh?
Saya
tidak mempunyai hobi yang khusus. Tapi, saya suka berkeliling di padang pasir.
Saya tidak pernah mengambil cuti liburan di negara-negara lain selain dari
Saudi.
Ketepatan
waktu Al-Rajhi
Wawancara
ini telah menunjukkan bagaimana disiplin Al-Rajhi dalam menepati waktu. “Pada
awal karir saya dalam industri, saya mempunyai beberapa pertemuan dengan
beberapa perusahaan besar di Eropa. Saya masih ingat kisah di mana saya
terlambat selama beberapa menit dalam satu pertemuan dengan salah seorang
pegawai besar sebuah perusahaan.
Walaupun
hanya beberapa menit, beliau tidak mau meneruskan pertemuan tersebut. Selepas
kejadian tersebut, setelah proyek kami mulai berkembang, pegawai yang sama pula
lambat untuk berjumpa dengan saya, jadi, saya pula yang tidak mau meneruskan
pertemuan tersebut.
Saya
sering membawa kertas untuk menulis segala pertemuan dan urusan dan selalu
memastikan agar saya sering menepati janji walau apapun.”
Al-Rajhi
berkata lagi: Saya amat menepati segala perkara yang diterapkan dalam Islam
sepanjang hidup saya. Saya pernah mendapat undangan dari kerajaan Arab untuk
menghadiri satu persidangan yang berkaitan dengan kerjasama
Kemudian,
dalam persidangan yang sama, saya diundang jamuan makan malam mereka, saya
jumpai bahwa antara kegiatan yang dijalankan saat undangan tersebut
bertentangan dengan ajaran Islam.
Saya
kemudian keluar dari tempat. Kemudian, Abdul Aziz Al-Ghorair dari UAE turut
serta bersama saya. Tidak lama sesudah itu, menteri yang bertanggungjawab
terhadap acara tersebut datang kepada kami dan kami mulai menerangkan kepada
beliau bahwa acara yang dijalankan di tempat tersebut bertentangan dengan
budaya Islam.
Beliau
kemudian berkata bahwa acara-acara di tempat tersebut akan dibatalkan. Ketika
mereka membatalkan acara tersebut, kami kembali mengikuti acara tersebut.
Penyelesaian Masalah
Al-Rajhi berkata: Pada satu waktu,
salah satu daripada kilang yang diurus oleh anak saya habis dijilat api. Ketika
dia datang untuk memberitahukan masalah tersebut kepada saya, saya katakan:
Sebut Alhamdulillah.
Saya meminta anak saya agar tidak
membuat sembarang laporan tentang kerugian yang dialami untuk meminta anggaran
daripada pihak berkuasa. Sebaliknya, anggaran yang diberikan oleh Allah adalah
lebih penting bagi kita.
Assam Al-Hodaithy, Pengurus Keuangan
perusahaan Peternakan Al-Watania berkata: “Ketika kilang tersebut terbakar,
kami telah membuat keputusan untuk tidak menyakiti hati Al-Rajhi dengan
memberitahu beliau tentang apa yang terjadi.
Kami kemudian berjumpa dengan beliau
keesokan harinya dan memberitahu akan perkara yang terjadi, beliau mengarahkan
kami untuk berpindah ke tempat lain dan membersihkan segala kerusakan sehingga
semuanya diperbaiki.”
Perkara yang sama terjadi di satu
lagi projek Al-Watania di Mesir. Perusahaan tersebut kerugian kira-kira SR10
juta Pound Mesir. Ketika pegawai projek tersebut menghubungi Al-Rajhi untuk
memberitahu masalah tersebut, beliau terkejut ketika Al-Rajhi menjawab dengan
menyebut: “Alhamdulillah.”
Sumber
: Al-Eqtisadiah
Business Daily (di
olah dan di revisi dengan semangat berbagi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar